Youth Empowerment Association UGM Mengadakan Diskusi Perdana Dengan Tema “Pemuda Dalam Peran Kebangsaan”

M Pradana, Najmi Mumtaza, Adhitya Herwin pada diskusi kepemudaan yang diselenggarakan YEA UGM di Fakultas Ilmu Sosial & Politik UGM (27/08/19)
M Pradana, Najmi Mumtaza, Adhitya Herwin pada diskusi kepemudaan yang diselenggarakan YEA UGM di Fakultas Ilmu Sosial & Politik UGM (27/08/19)

Sleman, Aku Petani Indonesia – Youth Empowerment Association Universitas Gadjah Mada (YEA UGM) mengadakan diskusi kepemudaan yang mengangkat tema “Pemuda Dalam Peran Kebangsaan” di Digilab Café FISIPOL UGM, pada 27 Agustus 2019. Alfreno Ramadhan sebagai penggagas organisasi YEA UGM dan ketua pelaksana acara mengatakan bahwa “peran pemuda dalam kebangsaan adalah hal yang tak terpisahkan. Pemuda saat ini harus mampu menjadi jawaban dalam menjawab segala tantangan yang dihadapi bangsa. Setidaknya berkarya dan mengabdi untuk lingkungan terdekat yaitu di Universitas Gadjah Mada”.

Youth Empowerment Association UGM adalah sebuah gerakan dan komunitas kepemudaan yang kami bentuk tahun ini, dimana memiliki cita-cita untuk menjadi sebuah rumah bagi mahasiswa UGM yang kreatif, inovatif, peduli dengan kemajuan dan adaptif dengan perkembangan zaman saat ini, semua mahasiswa dari berbagai fakultas dapat bergabung bersama kami, salah satu kegiatan yang akan rutin dilakukan adalah diskusi kepemudaan yang akan mendatangkan pemuda-pemuda inspiratif dari berbagai latar belakang seperti yang dilakukan hari ini (27/08), tutur Alfreno.

Alfreno menambahkan “diskusi kepemudaan YEA UGM ini adalah yang pertama, kami mengundang 3 pemuda inspiratif yaitu : M Pradana Indraputra (Chef Business Development Akusara Production & Juru Bicara Milenial Jokowi-Amin), Adhitya Herwin Dwiputra (Presiden Mahasiswa UGM 2014 & CEO Aku Petani Indonesia) dan Najmi Mumtaza Rabbany (Delegasi Pemuda Indonesia dalam KTT ASEAN 2019). Tujuan diadakan diskusi ini agar peserta memperoleh referensi dan pandangan tetang peran pemuda dari berbagai bidang.

foto oleh panitia YEA UGM

“Saya membentuk gerakan Aku Petani Indonesia sekitar kurang lebih 4 tahun silam karena sebuah permasalahan yang saya hadapi saat kuliah dulu, banyak teman-teman yang merasa tidak bangga masuk ke Fakultas Pertanian, bahkan setelah lulus mereka tidak mau berkarya di sektor pertanian, dari problem ini akhirnya pada tahun 2016 saya membuat gerakan Aku Petani Indonesia ini” tutur Adhitya Herwin, selaku CEO Aku Petani Indonesia dalam presentasinya.

“Saya mau mengajak anak-anak muda semakin mencintai sektor pertanian & memupuk rasa bangga menjadi seorang petani milenial. Kalau ditanya orang, kerjanya apa? saya pasti menjawab seorang petani” ungkap Adhit dengan guyonan khasnya.

Adhitya menambahkan “berbagai upaya sudah dilakukan oleh Gerakan Aku Petani Indonesia untuk meningkatkan minat anak muda pada sektor pertanian, saat ini kami fokus pada pengembangan SDM penerus pertanian di Indonesia. program-program yang kreatif menjadi cara utama kami dalam mensukseskan campaign regenerasi petani. Program yang kami lakukan antara lain : Kuliah Whatsapp (Kulwa), Diskusi, Talkshow, Pameran, Digital Campaign, pembutan konten edukatif serta membuat Tani Muda Store di tahun 2019 ini”.

M Pradana menceritakan pengalamnya di bidang politik dan bisnis

Hal senada juga disampaikan Chef Business Development Akusara Production, M Pradana dalam presentasinya “persaingan saat ini sudah berbeda, baik dalam sektor usaha atau politik. kebetulan saya pernah mejadi sekjen salah satu partai nasional pada umur 26 tahun. Kita sebagai pemuda harus menjadi agen perubahan (agent of change), dulu waktu saya memimpin pengurus partai, banyak bawahan saya yang lebih tua, tapi itu bukan menjadi halangan untuk berkarya, saya buktikan dengan karya dan inovasi”.

“Umur bukan lagi menjadi patokan kesuksesan, kalau dulu orang bilang mapan dan sukses harus di umur 45 tahun keatas, sekarang berbeda, buktinya sekarang CEO perusahaan start up di  Indonesia umurnya rata-rata dibawah 30 tahun (under 30)”, ungkap dana.

“Harapannya setelah mengikuti diskusi kepemudan ini, para peserta dapat mengambil banyak pelajaran dan mampu membuat terus berprestasi di kancah Nasional bahkan Internasional. Bisa dalam bentuk bisnis, gerakan sosial dan prestasi lainnya.” Ujar Alfreno, selaku ketua pelaksana (tim API).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *